PENINGKATAN
HASIL BELAJAR SISWA MELALUI
PENGGUNAAN ALAT
PERAGA BENDA KONKRET
PADA MATA
PELAJARAN IPA
MATERI STRUKTUR BUNGA DAN FUNGSINYA
DI KELAS IV MI
MA’ARIF CANDIREJO
KECAMATAN
TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Sulastri
NIM
822100667
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran yang difokuskan pada aspek alat peraga (sumber belajar bagi guru
dalam menyampaikan materi) dan
hasil belajar (nilai sebagai hasil perolehan belajar) siswa kelas IV MI Ma’arif
Candirejo. Sumber data penelitian meliputi 30 siswa yang terdiri
dari 14 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Data dikumpulkan melalui
observasi, dan dokumentasi. Untuk menganalisis data penelitian ini digunakan
metode kuantitatif deskriptif dengan persentase. Hasil penelitian menunjukkan
keefektifan alat peraga benda konkret
dalam pembelajaran dan meningkatkan perolehan nilai hasil belajar siswa.Siswa
menjadi lebih aktif dan termotivasi dengan adanya alat peraga benda konkret.
Alat peraga dapat meningkatkan motivasi belajar bagi siswa, sehingga mendukung
suasana belajar bagi siswa. Hasil evaluasi pada siklus 1 mengalami kenaikan
sebesar 30% yaitu dari persentase ketuntasan pra siklus 33% menjadi 63% di
siklus 1. Sedangkan rerata nilai ulangan siswa mengalami kenaikan dari pra siklus 55,7 menjadi 64,7 pada siklus 1.Hal
tersebut menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap materi yang
disampaikan guru. Hasil evaluasi berada pada kategori baik dengan rata-rata 81,7
pada siklus 2 dan 90% siswa nilainya
tuntas. Hasil pengamatan juga menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa
dari 64,7 pada pra siklus menjadi 74,83 pada siklus 1 dan hasil yang memuaskan
rata-rata 86,4 di siklus 2. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan alat
peraga benda konkret dapat meningkatkan
keaktifan dan pemahaman siswa pada materi sehingga hasil belajar dan aktivitas
siswa meningkat. Sebagai
guru harus dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dengan menggunakan alat
peraga yang dapat membangkitkan motivasi belajar sehingga perolehan belajar
memuaskan.
Kata kunci :
Hasil belajar,alat peraga,benda konkret
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang masalah
Kualitas Sumber Daya
Manusia menjadi tolok ukur kemajuan suatu
Negara. Pendidikan sangat diperlukan dalam rangka pembentukan Sumber
Daya Manusia yang berkualitas.
Pendidikan adalah pengaruh lingkungan atas individu
untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap didalam kebiasaan-kebiasaan,pemikiran,sikap-sikap,dan
tingkah laku.(G.Thomson, 1957)
Merujuk pada pendapat
para ahli tersebut,guru mempunyai peran penting dalam keberhasilan pendidikan
dan pengembangan potensi anak didik melalui pendekatan pembelajaran yang sesuai
dengan kurikulum,tujuan pendidikan,kemampuan siswa,psikologi belajar dan sumber
daya.
Kurikulum IPA dalam pendidikan di SD lebih
menekankan siswa untuk pebelajar aktif dan luwes. Kurikulumnya menyediakan
berbagai pengalaman belajar untuk
memahami konsep dan proses IPA.
Dalam kegiatan pembelajaran khususnya bidang studi IPA untuk
pokok bahasan Struktur Bunga dan
Fungsinya,guru telah mengajar sesuai rencana pembelajaran berdasar
kurikulum. Namun pembelajaran yang
dilaksanakan hanya menggunakan alat
peraga gambar di buku paket saja sehingga siswa merasa bosan dan kurang dapat
memahami materi.
Data perolehan
hasil ulangan IPA siswa kelas IV MI Ma’aarif Candirejo materi Struktur
Bunga dan Fungsinya pada semester satu dari 30 siswa,hanya 11 siswa yang
nilainya tuntas. 19 siswa(63%) memperoleh nilai di bawah KKM(Kriteria
ketuntasan Minimal) dengan nilai rata-rata 55,7. Hal ini mendorong peneliti untuk
mengadakan penelitian perbaikan pembelajaran untuk kualitas pembelajaran yang
lebih tinggi.
Peneliti berharap dengan menggunakan alat
peraga benda konkret yaitu bunga sesungguhnya maka dapat menggugah motivasi
belajar sehingga hasil belajar akan meningkat
2. Permasalahan
Adapun meninjau dari hasil
pengamatan/observasi yang didapat dari rekan sejawat ditemukan bahwa dalam kegiatan pembelajaran, siswa kurang aktif. Nilai rata-rata kelas kurang dari
60. Selama pembelajaran berlangsung, banyak siswa yang tidak memperhatikan
penjelasan guru. Pemahaman siswa terhadap pembelajaran rendah karena kurangnya
motivasi siswa untuk belajar.
Faktor penyebab dari masalah-masalah tersebut yaitu dalam pembelajaran guru tidak
menyampaikan tujuan pembelajaran. Dalam menjelaskan materi, guru tidak
menggunakan alat peraga yang tepat sehingga siswa mengalami kesulitan dalam
memahami materi. Metode yang digunakan guru kurang
bervariasi dan monoton. Siswa merasa jenuh mengikuti pelajaran. Media untuk pembelajaran hanya buku dengan
gambar hitam putih. sehingga anak kurang tertarik untuk mengamati gambar dalam
materi.
Setelah mengkaji permasalahan rendahnya hasil belajar siswa yang disebabkan kurangnya pemahaman siswa
terhadap materi ajar maka guru
menggunakan alat peraga benda konkret agar motivasi siswa kelas
IV MI Ma’arif Candirejo menjadi
bertambah sehingga pemahaman materi dan hasil belajar meningkat. Apakah dengan menggunakan alat peraga bunga
sesungguhnya dapat meningkatkan pemahaman dan
hasil belajar siswa di kelas IV MI Ma’arif Candirejo Tahun Pelajaran
2013/2014 Semester 1 pada pelajaran IPA materi
Struktur Bunga dan Fungsinya.
Kerangka berpikir dapat dilihat
dalam skema berikut:
|
|||||||||||
|
|||||||||||
|
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan cara
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MI Ma’arif Candirejo pada mata
pelajaran IPA dengan topik Struktur bunga dan fungsinya melalui penggunaan alat
peraga serta menganalisis peningkatan hasil belajar siswa setelah penggunaan
alat peraga benda konkret.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
peserta didik, pendidik,dan sekolah. Bagi peserta didik akan menjadi lebih tertarik dan senang untuk
belajar IPA dengan menggunakan alat peraga benda konkret. Penelitian ini juga memberikan
manfaat bagi guru untuk acuan peningkatkan hasil belajar IPA dengan peraga
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sesuai dengan karakteristik peserta
didik sehingga materi dapat tersampaikan dengan baik. Bagi sekolah, dapat
memberikan masukan baru mengenai keefektifan media atau alat peraga
pembelajaran untuk meningkatkan prestasi peserta didik di sekolah.
KAJIAN PUSTAKA
1.
Pendidikan Sekolah Dasar (SD)
Agus Taufiq,dkk mengutip Tilaar (1999:28)
merumuskan hakikat pendidikan sebagai suatu proses menumbuhkembangkan
eksistensi peserta didik yang memasyarakat, membudaya, dalam tata kehidupan
yang berdimensi lokal, nasional, dan global.
Dalam proses pendidikan terjadi proses
perkembangan. Pendidikan adalah proses membantu
peserta didik agar berkembang secara optimal. Guru hendaknya
membantu menciptakan kemudahan
(faciliating) untuk perkembangan yang optimal.
Mulyani Sumantri (Erikson dalam bukunya
Chilhood and Society) melahirkan teori perkembangan afektif yang terdiri atas
delapan tahap perkembangan . Anak usia SD (7-11 tahun) berada pada tahap
operasional konkret Kemampuan berpikir logis muncul pada tahap ini.
Permasalahan yang dihadapinya adalah permasalahan yang konkret.
Pendidikan di SD dapat didefinisikan sebagai proses pengembangan kemampuan yang
paling mendasar setiap siswa,dimana tiap siswa belajar secara aktif karena
adanya dorongan dalam diri dan adanya suasana yang memberikan kemudahan
(kondusif) bagi perkembangan dirinya yang optimal.
2.
Metode dalam Pembelajaran IPA di SD
a.
Hakikat
metode mengajar
Dalam modul Strategi Belajar Mengajar (Sri Anitah,dkk, 2009:5.4 )
mengemukakan bahwa metode merupakan satu komponen dalam kegiatan
pembelajaran karena untuk mencapai
tujuan pembelajaran maupun dalam membentuk kemampuan siswadiperlukan adanya
suatu metode atau cara mengajar yang baik.
b.
Jenis metode dalam pembelajaran IPA
1.
Metode penugasan
Metode penugasan adalah salah satu metode yang digunakan guru untuk
mengajarkan IPA dengan pemberian tugas yang waktunya tidak terikat. Seperti
contoh guru mrnugaskan siswa untuk mengamati perkembangan tumbuhan dalam waktu
tertentu. Siswa melaksanakan pengamatan dan mencatat hasilnya sesuai pertanyaan
yang diberikan guru dalam penugasan tersebut.
2.
Metode diskusi
Metode diskusi sering digunakan dalampembelajaran kelompok atau kerja
kelompok yang di dalamnya melibatkan bebarapa orang siswa untuk menyelesaikan
tugas, pekerjaan, atau permasalahan.
3.
Metode ceramah
Dalam pembelajaran dengan waktu yang singkar dan materi yang banyak ,maka
metode ceramah ini efektif digunakan. Namun jika tidak divariasi dengan metode
lainnya maka siswa akan bosan karena terkesan monoton dan siswa pasif. Agar
ceramah menjadi efektif harus diimbangi dengan tanya jawab dan sebelum ceramah
siswa disuruh membaca dahulu, agar siswa
aktif menanggapi pertanyaan sesuai pengetahuannya.
4.
Metode tanya jawab
Metode tanya jawab yaitu untuk mengetahui sejauh mana murid mengerti dan
mengingat tentang fakta yang pernah dipelajari dan didengarnya. Tanya jawab
dapat membantu timbulnya perhatia murid pada pelajaran.
Dan masih banyak lagi metode-metodenya antara lain metode
demonstrasi,eksperimen,simulasi,dan sebagainya.
3.
Media dan Alat Peraga
Salah satu faktor pendukung
keberhasilan belajar siswa yaitu adanya alat peraga dan media pembalajaran yang
sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Dalam Modul Pembelajaran IPA di SD (AmaliaSapriati,2009:5.10), mengutip
pendapat dari beberapa ahli sebagai berikut untuk menjelaskan pengertian alat
peraga. Pengertian alat peraga menurut Gagne adalah komponen sumber belajar di
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Menurut Brigs, alat
peraga adalah wahana fisik yang mengandung pemateri pembelajaran. Menurut
Miarso alat peraga secara makro dalam keseluruhan system pendidikan
didefinisiksn sebagai segala sesuatu yang dapat merangsang terjadinya proses
belajar.
Dapat disimpulkan bahwa alat peraga
adalah sesuatu yang dapat menjadi perantara bagi guru untuk mempermudah dalam
menyampaikan materi kapada siswa.
Menurut Amalia Sapriati
(2009:510) beberapa tujuan dari pemakaian alat peraga dalam pengajaran IPA di
antaranya :
1.
Memperjelas informasi atau pesan pembelajaran.
2.
Memberi tekanan pada bagian-bagian yang penting.
3.
Memberi variasi dalam pengajaran.
4.
Memperjelas struktur pengajaran.
5.
Memotivasi siswa belajar.
4. Pembelajaran IPA di SD
IPA memiliki peranan penting
dalam berbagai lapangan kehidupan.
Banyak
persoalan dan kegiatan hidup yang memerlukan kemampuan IPA.
Berdasarkan tujuan yang
tercantum dalam kurikulum IPA SD
disebutkan bahwa pengajaran IPA di SD mempunyai tujuan antara lain agar siswa
memahmi konsep-konsep IPA, mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi,mampu
menggunakan teknologi sederhana dan sebagainya, memberikan inspirasi kepada
kita bahwapengajaran IPA di SD tidak hanya menanamkan konsep-konsep IPA tetapi
juga hendaknya melibatkan siswa SD baik secara fisik maupun mental dalam
mendapatkan atau dalam membangun konsep.
Menurut Amalia Sapriati dalam
bukunya Pembelajaran IPA di SD (2009:508) dalam pembelajaran IPA perlu
mendesain alat peraga IPA yang dapat berarti menampilkan bentuk asli atau
memodifikasi benda asli menjadi sebuah model.
Selanjutnya Amalia Sapriati
(2009:509) mengemukakan bahwa sebelum mendesain alat peraga IPA yang baik, kita
harus memperhatikan persyaratan meliputi
kelayakan praktis,dan ekonomis. Selain memiliki nilai praktis dan nilai
ekonomis,setiap alat peraga IPA sederhana
yang akan dibuat memiliki nilai pedagogis. Jadi alat peraga yang
dihasilkan dapat menanamkan suatu konsep, prinsip,atau teori IPA sehingga
apabila konsep sudah dipahami siswa, alat peraga tersebut dapat merangsang
siswa untuk menyusun kesimpulan dari materi yang disampaikan yang akhirnya
dapat mengefektifkan proses belajar mengajar.
PELAKSANAAN
PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A.
SUBJEK, TEMPAT, DAN WAKTU PENELITIAN
1.
Subjek Penelitian
Subjek
penelitian adalah peserta didik kelas IV MI Ma’arif Candirejo Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang sebanyak 30 peserta didik yang terdiri dari 14 peserta didik
laki-laki dan 16 peserta didik perempuan.
2.
Pihak Yang Membantu Penelitian
Dalam penelitian
ini,peneliti dibantu oleh teman sejawat di MI Ma’arif Candirejo dengan
pengamatan,refleksi,masukan,dan dalam persiapan penelitian. Pihak yang paling
membantu peneliti adalah supervisor 2 yaitu kepala madrasah yang senantiasa
membimbing , dan member i saran dalam perbaikan pembelajaran sehingga
penelitian berlangsung dengan lancar.
3.
Lokasi dan Waktu
Penelitian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di
kelas IV MI Ma’arif Candirejo pada semester I dilaksanakan pada waktu sebagai berikut:
No
|
Siklus
|
Hari/Tanggal
|
Waktu
|
1
|
Pra
siklus
|
Sabtu,28
September 2013
|
07.15-08.25
|
2
|
Siklus
I
|
Rabu,2
Oktober 2013
|
09.15-10.25
|
3
|
Siklus
II
|
Rabu,9
Oktober 2013
|
09.15-10.25
|
4.
Karakter Siswa
Penelitian Tindakan Kelas ini di laksanakan di
kelas IV MI Ma’arif Candirejo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang pada
semester I dengan jumlah siswa 30 anak dengan karakteristik sebagai berikut:
a. Siswa laki-laki sejumlah
14 siswa laki-laki dan siswa perempuan sejumlah 16 siswa
b. Lingkungan tempat tinggal
daerah Candirejo dan pekerjaan orang tua sebagian besar adalah buruh lepas.
Dengan kondisi yang demikian sebagian orangtua kurang memperhatikan pendidikan
anaknya.
c. Sebagian besar orangtua
siswa tingkat ekonominya rendah,
sehingga kemungkinan gizinya belum tercukupi. Hal itu mempengaruhi
tingkat kecerdasan siswa.
B.
DESAIN PROSEDUR PERBAIKAN
PEMBELAJARAN
Prosedur umum dalam pelaksanaan perbaikan
adalah:
1.
Menyusun
rencana/persiapan
2.
Pelaksanaan perbaikan
3.
Pengamatan
4.
Refleksi
Deskripsi per Siklus
Langkah –langkah yang dilakukan dalam
penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
Rencana
Siklus I
a.
mengondisikan
siswa pada situasi pembelajaran
b.
menyampaikan
tujuan
c.
menjelaskan
langkah–langkah pembelajaran
d.
mengaitkan
pelajaran yang lalu dengan yang materi yang akan diajarkan
e.
Dengan
mengamati gambar bunga, siswa dan guru mengadakan tanya jawab tentang bagian–bagian bunga
f.
Membimbing diskusi kelompok mengenai bagian-bagian bunga dan fungsinya
g.
Membimbing diskusi kelompok
mengenai bagian-bagian bunga dan fungsinya, membimbing pengamatan siswa
dalam diskusi tentang bagian-bagian bunga dan fungsinya
h.
Menyimpulkan pelajaran
i.
Mengadakan pos test
Siklus II
a.
Mengkondisikan siswa pada situasi pembelajaran
b.
Menyampaikan tujuan
c.
Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
d.
Mengaitkan pelajaran yang lalu dengan materi yang akan diajarkan
e. Dengan mengamati bunga
sepatu, siswa dan guru mengadakan tanya jawab tentang bagian-bagian bunga dan
fungsinya. membimbing pengamatan langsung siswa dalam
diskusi tentang bagian bunga dan
fungsinya
f. Menyimpulkan pelajaran
g. Mengadakan post test.
Pelaksanaan
SIKLUS I
a.
Mengadakan pre test untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
b.
Melakukan
PBM sesuai rencana perbaikan pembelajaran.
·
Apersepsi.
·
Mengamati gambar bunga yang telah di siapkan guru.
·
Menjelaskan bagian-bagian bunga.
·
Membagi kartu kata bagian tumbuhan.
·
Meminta siswa memasangkan sesuai dengan nama bagian bunga.
·
Menjelaskan fungsi bunga dan bagian bunga.
·
Tanya jawab tentang fungsi bagian bunga bagi bunga itu sendiri.
·
Mendiskusikan fungsi bagian bunga.
·
Menyimpulkan materi.
c.
Melakukan evaluasi
d.
Melakukan perbaikan metode dan alat peraga
SIKLUS II
a. Mengadakan pre test untuk
mengetahui kemampuan awal siswa.
b. Melakukan PBM sesuai rencana perbaikan pembelajaran.
·
Apersepsi
·
Menjelaskan bagian bunga seperti pada gambar yang disediakan guru.
·
Memyebutkan bagian bunga berdasarkan pengamatan bunga sepatu yang di
bawa siswa.
·
Tanya jawab fungsi bagian bunga bagi bunga itu sendiri.
·
Menyebutkan fungsi bunga senagai hiasan dan tempat perkembangbiakan.
·
Membagi kelompok untuk berdiskusi tentang bagian bunga dan fungsinya.
·
Presentasi hasil diskusi olek masing-masing kelompok.
·
Menyimpulkan materi pembelajaran.
c. Melakukan evaluasi
d. Memberikan penguatan
kepada anak dan menyampaikan dampak pengiring.
Pengamatan
Dalam pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran
siklus I dan siklus II pada mata pelajaran IPA ,pembelajaran diamati oleh
supervisor 2 dengan menggunakan lembar observasi.
Dalam pelaksanaan
proses perbaikan pembelajaran siklus I dan II pada Mata Pelajaran IPA dilakukan pengamatan
oleh supervisor 2 dengan menggunakan lembar observasi.
Adapun saran yang
diberikan adalah harus mampu menguasai materi serta memberikan penjelasan dengan alat peraga yang menarik minat siswa agar proses pembelajaran
berjalan dengan kondusif.
Adapun saran-saran
yang diberikan adalah guru harus mampu memberikan berbagai media, hal ini
dengan pemberian teknik berbagai media yang didesain guru, maka siswa akan
mudah meningat apa yang sudah diberikan dalam proses pembelajaran.
Refleksi
Pada Siklus I belum semua siswa memperhatikan penjelasan guru ketika guru
sedang menjelaskan . Siswa juga belum seluruhnya aktif dalam kerja kelompok/ diskusi,
tercatat juga siswa kurang mengerti terhadap maksud kalimat atau bahasa yang
diucapkan guru. Hal ini disebabkan guru kurang menggunakan contoh/ ilustrasi
dan penekanan serta alat peraga yang menarik. Guru juga tidak memberikan tugas
secara individu dalam diskusi/ kerja kelompok, juga guru kurang memberi
penekanan-penekanan terhadap kata baru atau kata kunci yang menjadi
permasalahan.
Pada siklus 2 Siswa sudah mulai
memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru, siswa juga mulai aktif
berkomunikasi dengan anggota kelompoknya dan mencatat hasil diskusi secara
individual, tetapi para siswa kurang aktif ketika diskusi klasikal atau
menanggapi kelompok lain ketika presentasi di depan kelas. Namun ada
perkembangan yang lebih baik, siswa mulai mengerti bahasa yang dimaksud
seperti, bagian-bagian, jenis-jenis, fungsi,bahwa kata-kata tersebut mengandung
arti dan maksud yang berbeda.
TEKNIK ANALISIS DATA
Sumber data adalah
dari peserta didik,guru dan data dokumen. Sumber data dari peserta didik
diperoleh dari hasil pengamatan aktivitas peserta didik pada proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan secara sistemik selama pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II, nilai hasil belajar peserta
didik.
Sumber data guru
berasal dari lembar aktivitas guru yang nilai oleh Supervisor I dan Supervisor
II berupa APKG 1-PKP dan APKG 2-PKP.
Sumber data
dokumen berasal dari hasil belajar peserta didik, hasil observasi kinerja guru
dan aktivitas siswa.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah hasil nilai tertulis siswa
yang diberikan guru dan hasil nilai pengamatan aktifitas siswa dan guru.
Teknik analisis data yang digunakan
adalah Kuantitatif dan Kualitatif.
Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif, dianalisis
dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan mean atau
rerata. Adapun rumus menentukan rerata adalah sebagai berikut:
Keterangan :
X
: nilai rata-rata
∑ X : jumlah semua nilai siswa
∑ N : Jumlah siswa
( Aqib, Zaenal dkk. 2009: 41 )
Untuk menghitung presentase
ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut :
P = ∑siswa yang tuntas
belajar x 100
%
∑ siswa
Analisis
ini dilakukan pada saat tahapan refleksi untuk digunakan dalam
perencanaan selanjutnya. Hasil
analisis juga dijadikan sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan
pembelajaran selanjutnya ( Aqib, Zaenal dkk. 2009: 41 ).
Pencapaian
tujuan pembelajaran
|
Kualifikasi
|
Tingkat
Keberhasilan Pembelajaran
|
85-100%
|
Sangat
baik
|
Tuntas
|
70-84%
|
Baik
|
Tuntas
|
55-69%
|
Cukup
|
Tidak
tuntas
|
0-54%
|
kurang
|
Tidak
tuntas
|
Klasifikasi kategori tingkatan
presentase untuk ketuntasan belajar
Aqib
(2008:161)
Data kualitatif diperoleh dari
menganalisis lembar observasi yang telah diisi pada saat pembelajaran IPA tentang Bagian bunga dan fungsinya melalui
penggunaan alat peraga pada siswa kelas IV MI Ma’arif Candirejo
Untuk lembar pengamatan aktivitas guru
dan aktivitas siswa menggunakan skala penilaian. Skala adalah alat untuk
mengukur nilai, sikap, minat dan perhatian dan lain-lain. Skala nilai bisa juga
menggunakan kategori sangat baik, baik, cukup dan kurang atau dengan angka 4,
3, 2, 1. Skala penilaian dapat menghasilkan data interval dalam bentuk skor
nilai melalui jumlah skor yang diperoleh dari instrumen tersebut Sudjana, Nana
(2009 : 7)
Klasifikasi kategori nilai
untuk lembar pengamatan keterampilan guru dan
aktifitas
siswa
Skala Penilaian
|
Kategori
|
3,1 – 4
|
SB ( sangat baik )
|
2,1 – 3
|
Baik
|
1,1 – 2
|
Cukup
|
0,1 – 1
|
Kurang
|
(Sudjana, Nana, 2009 :7)
Pembelajaran melalui penggunaan alat peraga dapat meningkatkan Kualitas
pembelajaran IPA MI Ma’arif
Candirejo dengan indikator keberhasilan sebagai berikut :
a.
Keterampilan guru dalam pembelajaran IPA dengan media Pembelajaran
mempunyai kriteria sekurang – kurangnya baik.
b.
Aktifitas
siswa dalam pembelajaran IPA melalui penggunaan alat
peraga benda konkret mempunyai kriteria sekurang –
kurangnya baik
c.
75 % siswa
kelas IV MI Ma’arif Candirejo mengalami ketuntasan belajar individual sebesar ≥ 65 dalam pembelajaran IPA.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
1. Rencana
Merencanakan pembelajaran dan menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan teman sejawat untuk
membantu mengamati jalannya proses pembelajaran di kelas.
2. Pelaksanaan
Pada siklus 1 guru menggunakan alat peraga
gambar bunga dengan warna yang menarik dan kartu kata bagian bunga.
Pembelajaran dilakukan sesuai rencana yang telah dirancang. Observer mengamati
proses pembelajaran yang meliputi aktivitas guru dan siswa.
Pada siklus 2 alat peraga yang digunakan adalah
bunga sesungguhnya yang dibawa anak-anak dari rumah sesuai perintah guru di
hari sebelumnya. Observer dan penilai 2 mengamati pembelajaran yang
berlangsung. Anak-anak sangat tertarik dan termotivasi untuk mengikuti
pelajaran dengan mengikuti langkah-langkah dari guru untuk melepas bagian bunga
satu persatu dengan menyebut masing-masing bagian bunga.
3.
Pengamatan
Setelah melakukan penelitian dan perbaikan
pembelajaran dengan menggunakan penelitian tindakan kelas, maka diperoleh hasil
sebagai berikut
Berikut adalah
tabel rekapitulasi hasil evaluasi siswa kelas IV MI Ma’arif Candirejo pada Pra
Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 pada Mata Pelajaran IPA materi Stuktur Bunga dan Fungsinya.
Tabel analisa hasil nilai perolehan belajar
SIKLUS
|
Jumlah
siswa yang mencapai KKM
|
Persentase ketuntasan
|
Rata-rata
|
Pra siklus
|
10
|
33%
|
55,7
|
Siklus 1
|
19
|
63%
|
64,7
|
Siklus 2
|
27
|
90%
|
81,7
|
Nilai hasil evaluasi siswa pada siklus I
mendapat nilai rata-rata 64,7, atau taraf serap penguasaan materi 65%. Dari 30 siswa masih terdapat 11 siswa
yang memiliki nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM:65 ) atau 63% siswa masih perlu perbaikan.
Hasil nilai evaluasi pada siklus
II menunjukkan peningkatan pemahaman siswa pada materi yaitu nilai
rata-rata kelas telah mencapai nilai 81,7. Persentase
ketuntasan nilai mencapai 90 %.Hal ini membuktikan bahwa
alat peraga alamiah telah membantu proses pembelajaran mereka. Perhatian siswa
terhadap penjelasan guru menjadi meningkat, keaktifan siswa dalam diskusi
lebih merata, dan pemahaman terhadap istilah / bahasa lebih jelas. Tetapi
masih ada 3 siswa
yang yang memiliki nilai di bawah KKM yaitu 3 orang siswa memiliki
nilai 60.
Paparan hasil
evaluasi belajar siswa pada perbaikan pembelajaran dapat dilihat dalam diagram
di bawah ini :
Grafik hasil
evaluasi siswa(nilai rata-rata dan persentase ketuntasan hasil belajar)
Pada siklus 1 rerata nilai 64,7 mangalami kenaikan
dari sebelumnya/pra siklus yang hanya 55,7. Siklus 2 mencapai hasil yang
memuaskan dengan rerata 81,7.
Persentase
ketuntasan belajar mengalami kenaikan dari 33% pada pra siklus menjadi 63% di
siklus 1 dan pada siklus 2 mencapai 90 %.
Tabel
hasil pengamatan aktivitas siswa
|
Persentase Ketuntasan
|
||
Kategori
|
Pra
Siklus
|
Siklus 1
|
Siklus 2
|
A
|
7 %
|
14%
|
47 %
|
B
|
20 %
|
43 %
|
53%
|
C
|
33 %
|
43 %
|
0
|
D
|
40 %
|
0
|
0
|
Hasil pengamatan
pada pra siklus siswa yang mendapat nilai A ada 2 siswa, 6 anak mendapat B dan
10 anak memperoleh nilai C. Sedangkan anak yang memperoleh nilai D ada 12
siswa. Hal ini menunjukkan rendahnya motivasi dan aktivitas anak. Pada siklus 1
ada kenaikan yang bagus dengan nilai C adalah terendah untuk 13 anak dan
lainnya memperoleh B dan A. Peningkatan aktivitas yang menakjubkan pada siklus
2 dimana anak tidak memperoleh nilai D dan
C. 14 anak mendapat nilai A dan nilai B untuk 16 anak. Siswa aktif dalam
pembelajaran dan diskusi,termotivasi dengan alat peraga bunga yang telah
disiapkan masing-masing siswa.
Grafik hasil
pengamatan aktivitas belajar siswa MI Ma’arif Candirejo
Dari diagram
tersebut dapat dilihat bahwa aktivitas siswa mengalami kenaikan. Nilai D pada
pengamatan aktivitas belajar siswa pada pra siklus sangat tinggi. Pada siklus 1
tidak ada anak yang mendapat nilai D ,dan di siklus 2 nilai pengamatan
aktivitas meningkat melihat sebagian besar siswa mendapat nilai A dan B dan
tidak ada siswa yang memperoleh nilai C ataupun
D
Refleksi
Aktivitas siswa pada siklus I belum
maksimal, masih banyak siswa yang mengandalkan orang lain dalam diskusi
atau kerja kelompok. Hanya siswa yang menjadi ketua kelompok dan siswa yang
mencatat hasil diskusi yang aktif. Tapi ada salah satu kelompok
yang semua anggotanya aktif berpartisipasi menyelesaikan masalah, mengemukakan
pendapatnya.
Pada siklus I perhatian siswa kelas IV MI
Ma’arif Candirejo terhadap pembelajaran atau penjelasan guru masih kurang,
terbukti nilai hasil evaluasi siswa pada siklus I ini harus nilai
rata-rata kelas memperoleh angka 64,7 sedikit di bawah KKM . Persentase
ketuntasan belajar adalah 63%.
Pada siklus ke II penggunaan alat peraga
bunga sesungguhnya telah membangkitkan gairah belajar serta membantu guru dalam
menyampaikan materi pelajaran, sehingga hasil belajar siswa pun meningkat. Dari
data nilai hasil evaluasi siswa kelas IV MI Ma’arif Candirejo pada siklus II
yang terus meningkat telah menunjukkan adanya pengaruh yang positif dari
penggunaan alat peraga alamiah ini.
Pembahasan dari setiap siklus
Hasil belajar pada siklus I yang masih
dibawah target menunjukkan proses pembelajaran yang kurang aktif dan guru belum
bisa menyampaikan materi secara optimal. Disamping itu aspek perilaku
keseluruhan dari tujuan pembelajaran menurut Benyamin Bloom (1956) yang dapat
menunjukkan gambaran hasil belajar,
mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor belum muncul secara positif,
menetap, dan menyeluruh.
Hasil belajar pada siklus II menunjukkan
kemajuan. Penggunaan alat peraga bunga
sesungguhnya telah
membantu siswa berinteraksi langsung dengan benda nyata, membangkitkan motivas
belajar, menyajikan pesan secara serempak bagi seluruh siswa. Dalam pembelajaran
guru telah membantu siswa menemukan konsep dan pengertian melalui alat peraga yang
digunakan.
Adanya peningkatan nilai hasil
evaluasi menunjukkan guru sudah mulai mengerti bahwa guru ketika mengajar
untuk perbaikan seharusnya mulai dengan refleksi dengan bertanya kepada diri
sendiri dan menggunakan media dan peraga pembelajaran yang sesuai da efektif
untuk tercapainya tujuan pembelajaran,kompetensi dan standar kompetensi.
SIMPULAN
DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan
Penggunaan alat peraga benda
konkret yang disertai dengan metode yang tepat pada pembelajaran IPA ternyata
dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa, memotivasi siswa untuk belajar,
membantu siswa dalam diskusi, meningkatkan perhatian dan pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran, dan meningkatkan hasil pembelajaran. Terbukti dari
nilai rata-rata 55,7 pada prasiklus ada peningkatan menjadi 64,7 pada siklus I dengan alat peraga gambar,
menjadi 81,7 pada siklus II, dimana siklus terakhir dalam materi Struktur
Bunga dan Fungsinya menggunakan alat peraga benda konkret yaitu bunga
sesungguhnya.
B. Saran dan Tindak
Lanjut
Setiap guru seharusnya selalu berusaha
untuk menggunakan alat peraga benda
konkret dalam pembelajaran IPA yang sesuai dengan materi.
Selain untuk IPA, alat peraga benda
konkret bisa juga diterapkan pada setiap mata pelajaran untuk
mengurangi verbalisme.
DAFTAR PUSTAKA
Sumantri, Mulyani. (2012). Materi Pokok
Perkembangan Peserta Didik. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Taufiq, A., Priyanto,P. L., Mikarsa,H.L. (2012). Pendidikan Anak di SD.
Tangerang Selatan: universitas Terbuka.
Mulyasa, E. (2011). Praktik Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sapriati, A. (2009). Pembelajaran IPA di SD.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sukmadinata, N. (2001). Pengembangan
Kurikulum Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wardani, I. G. A. K. (2013). Pemantapan Kemampuan Profesional. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Wardani, I. G. A. K. (2012). Teknik Menulis
Karya Ilmiah. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung: PT Remadja Rosdakarya
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !